JaringanNews, Bireuen – Museum Kota Juang di Kabupaten Bireuen, Selasa (30/03) pagi secara resmi dibuka untuk Umum. Hadir dalam kegiatan itu Ketua Partai Solidaritas Indonesia, Sumatera Utara, H. M Nezar Djoeli dalam peresmian Museum Kota Juang Bireuen sekaligus Peluncuran Buku Abu bakar Bin Ibrahim Bin Salem Bey dan Para Tokoh Galeri Museum Juang Bireuen 2021.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Bupati Bireuen H.Muzakkar Al Gani, dihadiri sejumlah Forkopimda, Ulama tokoh adat dan tokoh masyarakat Aceh dari berbagai daerah khususnya di Kabupaten Bireuen.
Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Pembina Museum Kota Juang Bireun sekaligus inisiator museum,
Noor Balqies mengatakan perjalanan yang di dapat dalam buku yang menjadi isi utama dan simpulan penulis telah memahami secara mendalam tentang kisah hidup yang membuat masyarakat terharu melihatnya.
Dijelaskannya, bahwa Kota Bireuen yang dikenal sebagai Kota Juang, buku H Abu Bakar bin Ibrahim ini ditulis oleh penulis Mahyani Muhammad dan yang menjadi isi utama dalam buku ini soal keberadaan Museum Kota Juang Bireuen serta siapa saja tokoh-tokoh didalamnya.
“Buku ini juga mengisahkan perjalanan hidup dari seseorang penentu peran untuk Bireuen dimasa lalu dan menjadi heroik karena langkah yang sangat fantastik, menghadirkan kiprah yang fenomenal untuk Bireuen yang dikenal sebagai Kota Juang,” ujar Noor
Lanjut Noor Balqies yang merupakan sosok wanita yang aktif dalam berbagai organisasi dan juga pernah duduk di kursi Senayan itu menyebutkan, Abu Bakar Bin Ibrahim salah seorang keturunan bangsawan Istanbul Turki. Beliau memiliki tiga orang putera yang bernama Ibrahim bin Salem Bey, Abdul Rauf bin Salem Bey dan Hasan bin Salem Bey.
“Dikarenakan kondisi politik di Turki sudah tidak kondusif. maka ketiga puteranya memutuskan hijrah ke Aceh tepatnya di Bireun pada tahun 1919. Selain itu, keluarganya dikenal sebagai pembisnis dan politikus dan dia juga pendiri penggagas organisasi persatuan ulama seluruh Aceh atau PUSA,” paparnya.
Sementara itu Ketua DPW PSI Sumatera Utara H. M Nezar Djoeli yang hadir dalam kegiatan tersebut menyebutkan sangat bangga karena menjadi masyarakat Aceh yaitu Bireuen.
Karena, lanjut Nezar, dalam buku tersebut Almarhum Ayahnya H. Zakaria Joely Hazee Djoely merupakan salah satu tokoh Administratur Profesional asal Bireuen Aceh dan diabadikan di Meseum Kota Juang ini.
“Hal ini merupakan terobosan yang baik terhadap monumental para pendahulu yang telah berhasil diperantauan dalam melaksanakan kehidupan sehari-harinya dengan memberikan contoh kepada masyarakat yang baru maupun yang akan datang.
Masih Nezar menyebutkan, dengan adanya Museum Juang Kota Bireuen ini menjadi penyemangat bagi generasi-generasi muda masyarakat modern yang ada di Kabupaten Bireuen, khususnya dan pada umumnya untuk diluar agar terus berkarya terus memberikan andil kepada pemerintahan dan bangsa ini sehingga itu akan menjadikan catatan sejarah bagi ketokohan mereka yang telah mereka raih nantinya untuk dapat dimasukkan ke dalam Museum yang sudah tentu ini akan menjadi memori kepada anak cucu generasi yang akan datang
“Terima kasih kepada Bupati Bireuen beserta Forkopimda ,Dandim dan juga mantan Menpan RB ada juga Ketua Dewan Syarikat yang telah memberikan perhatian penuh atas Prakarsa Ibunda Nur Balqis beserta keturunan Bapak Abu Bakar yang memprakarsai museum ini sebagai monumental di Kota ini,” pungkasnya.
Nezar berharap, semoga dengan adanya Museum ini menambah kekompakan masyarakat Bireuen dalam mendorong dan mendukung seluruh kegiatan kemasyarakatan agar dapat lebih maksimal dalam mencapai satu tujuan untuk menjadikan persatuan dan kesatuan masyarakat Bireuen lebih kuat didalam seluruh aspek. Tanpa memandang latar belakang kehidupan masing-masing.