JaringanNews,Bali – Desa Wisata (Dewi) Catur, Kintamani, Bali siapkan destinasi wisata berbasis herbal, budaya, alam, dan spritual. Keberadaan destinasi wisata ini sebagai upaya pemulihan ekonomi dan pariwisata di Bali pada masa pandemi Covid-19. Berbagai pihak bertanggung jawab untuk memulihkan ekonomi dan pariwisata di Indonesia akibat Pandemi Covid-19.
Pemerintah, Masyarakat, Akademisi, Pengusaha atau Swasta, dan Media sangat berperan penting dalam memulihkan ekonomi dan pariwisata di Bali. Pihak akademisi (dosen dan mahasiswa) dari Universitas Dhyana Pura Bali melaksanakan kegiatan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan tentang Desa Wisata (Dewi) di Desa Catur, Kintamani, Bali. Tujuan pelatihan dan pendampingan ini adalah agar potensi Dewi Herbal Catur tetap eksis di tengah pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Harapannya, wisatawan domestik maupun mancanegara dapat memilih berwisata ke desa-desa, khususnya Desa Catur yang memiliki daya tarik wisata berbasis herbal, budaya, alam, dan spiritual. Pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) hibah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan – Riset dan Teknologi bertujuan untuk memulihkan ekonomi dan pariwisata di Bali. PPDM diketuai oleh Dr. Dermawan Waruwu, M.Si dan anggotanya Dr. Ni Made Diana Erfiani, S.S., M.Hum; I Putu Darmawijaya, S.Si., M.Si; dan Natalia Sri Endah Kurniawati, S.E., MSA., Ak
Kegiatan ini dilakukan kepada masyarakat Desa Catur pada hari Sabtu, 22 Mei 2021 yang bertempat di Banjar Lampu.
Desa Wisata Catur lebih dikenal dengan Desa Wisata (Dewi) Herbal Catur, Kintamani, Bali. Dewi Herbal ini memiliki keunggulan dalam budidaya tanaman herbal dan akulturasi budaya. Berbagai produk herbal yang telah dihasilkan oleh masyarakat, seperti handsanitizer, healing oil, scrub, dan lain-lain. Melalui potensi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta pengetahuan dalam pengenalan manfaat tanaman herbal di sekitarnya.
Antusias masyarakat dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan ini sangat tinggi. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Dewi Herbal sekitar 50 orang yang diwakili oleh 3 (tiga) banjar yaitu Banjar Catur, Banjar Mungsengan, dan Banjar Lampu. Setiap banjar mengutus anggota masyarakatnya yang terdiri dari tokoh adat, tokoh masyarakat, kepala dusun, anggota PKK, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), anggota Pokdarwis, dan pemuda-pemudi. Banjar Catur memiliki keunikan pada daya tarik wisata herbal, spiritual, dan air terjun. Banjar Mungsengan memiliki daya tarik wisata agro, kuliner, dan herbal. Banjar Lampu memiliki daya tarik wisata akulturasi budaya dan herbal. Keterlibatan semua komponen anggota masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab dalam mengembangkan potensi Dewi Herbal Catur, sehingga tetap eksis pada masa Pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan berakhirnya. Masyarakat Desa Catur telah siap menerima wisatawan domestik maupun mancanegara jika pemerintah membuka akses Pariwisata pada bulan Juli tahun 2021 ini.