Calo Pantai Sujono ‘Kuras’ Pelajar Pengunjung Lokal

Foto pelajar ditahan (Tengah), dan Bon menu diudga ditipu (Kiri Atas), Daftar Menu dan harga (Kiri Bawah), serta Foto MS Reza dan Sry Wulandari. Foto Jaringannews.com | Agus Sitohang.

JARINGANNEWS-BATUBARA |Calo Daerah Tujuan Wisata (DTW) “Pantai Sujono”, inisial Sry, (37), warga Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumut, pada Senin, (3/12/20180, terpantau diduga keras menguras group muda-mudi pelancong lokal berstatus pelajar SMA.

Pelancong bersatus pelajar tersebut, masing-masing,  Dian Selasih Nasution, (16), warga Jln. Bakti, Tebing Tinggi Sumut, Ikwanel Yitzak Ghipari, (19), warga Simp Dolok Tebing Tinggi dan Pratiwi Jln Bakti Tebing Tinggi, Sumut.
Ini terungkap disaat salah seorang oknum Aktifis LSM, Senin, (3/ 12 2018), melihat pelajar ditahan di pantai.

Bacaan Lainnya

Mendengar perdebatan kecil, oknum Tim Khusus (Tim Sus), Korwil Sumut dan Aceh LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indonesia (LSM KCBI), Agus Sitohang, mempertanyakan kawula muda/i pelajar soal adanya larangan pulang dari pantai Sujono,  oleh pemilik pondok inisial MS Reza dan Sry Wulandari.

Dikatakan Agus, sesuai pengakuan pelajar, mereka ditahan karena tidak mampu membayar biaya menu hidangan diduga oknum calo, Sry. Lanjut Agus, uang yang terkumpul dari pelancong hanya sebesar Rp. 300.000, sementara biaya yang dipaksakan Sry adalah senilai Rp. 720.000.

“Saya tersentak bang, ketika mengetahui bahwa tiga pelajar bersama dengan sepeda motornya tersebut ditahan pemilik warung selama berjam jam di pondok karena hanya alasan tidak cukup biaya makan.  Hal mengherankan karena mereka bertiga mengaku harus membayar Rp. 720 ribu hanya untuk biaya menu tiga porsi spesial.

Lalu, saya minta tolong kepada kak Sry pemilik warung agar ditoleransi kekurangan dana yang tersedia dari pihak pelajar. Tapi ketika saya memberikan solusi justru kakak itu marah sambil menyebut profesi suaminya juga salah seorang wartawan media Mingguan terbitan Medan.

Mendengar satu profesi, lalu saya menyarankan Sry Wulandari agar menghubungi suaminya M Syah Reza segera hadir. Namun situasi tak kunjung pulih, karena pihak pengelola warung ngotot tetap harus bayar 720 ribu serta dirinya berkomentar jika ada yang keberatan dipersilahkan lapor polisi ,” ujar Agus, Senin, di Pantai Sujono, Batu Bara.

Smentara itu, Pratiwi didampingi dua sahabatnya, saat diwawancarai kru Jaringannews. com, Senin, (3/12/2018), membenarkan penjelasan oknum aktifis LSM KCBI, Agus Sitohang. Namun, Tiwi mengaku sedih dengan situasi yang dihadapinya karena menurutnya hal tersebut terjadi dampak jebakan calo.

“Ngeri banget bang, campur malunya setengah mati dan terkesan ditipu karena dilirik dari trik bapak MS Reza  itu tidak mungkin kami diboyong ke lubang jaring tersesat ini. Sumpah demi Alloh bang, bapak pemilik warung dan ibuk ini, asli memang menjebak kami secara halus mulai dari saat memasuki wilayah pantai ini.

Poin-poin harga dibebankan sama kami ketika mau chekc out, meliputi, Pondok Tikar Rp. 15.000, Nasi Goreng 1 Piring Rp. 30.000, Aqua sedang 1 (Satu) Rp. 20.000, Indomi kuah 1 piring Rp. 15.000, 3 porsi udang spesial Rp. 510.000, 1 (Satu) Porsi Kepiting Manis, Rp. 130.000, hingga totalnya senilai Rp. 720.000.

Smentara, setelah kami dapat daftar menu yang diduga kuat telah disembunyikan pihak pengelola, ternyata kami diduga telah tertipu sebesar 50% dari harga yang ditentukan Sry Wulandari. Ini contoh bang, 1 Ons Udang spesial hanya seharga Rp. 30.000.

Sementara harga 1 (satu) porsi hanya 3 Ons, berarti harga seutuhnya sesuai daftar di Pesanan Menu, mestinya 1 porsi udang spesial hanya senilai Rp. 90.000,” ujar Pratiwi sambil menunjukkan daftar menu dan harga seutuhnya.

Pada kesempatan itu, Tiwi dan temannya mengaku akan melaporkan perlakuan pemilik pondok sujono itu ke orangtua mereka  masing-masing, guan rencana pelaporan ke pihak berwajib. Salah seorang yang akhirnya turut andil menyelesaikan bayaran yang berujung hanya sebesar Rp. 400.000, itu, mengungkap sikap minim pihak pengelola pondok.

“Situasi seperti ini tidak mengherankan lagi di pondok orang ini bang, hal termasuk kesekian kalinya. Karena sesuai hemat kami, hanya merekalah yang melakoni sikap pencaloan di area DTW Pantai Sujono. Kami seluruh pengelola pondok disini sudah tidak kaget lagi menyaksikan perlakuan seperti yang sudah dialami pelajar itu. Jemput boyong pengunjung uwes bioso,” ujar warga seputar pantai.

Smentara itu, Sry Wulandari, sejak pertengahan penyelesaian dugaan pemerasan bermotif mark-up harga menu dari ketentuan harga yang tertuang di daftar menu hidangan, selalu berkomentar jika ada yang keberatan agar melaporkan tindakannya ke pihak berwajib.

Keberanian Sry melakoni aksi buruk dan rendah moral tesebut diduga keras karena sudah ada kongkalikong dengan pihak berwajib di wilayah jajaran Polsek Pagurawan tersebut. Selain itu, sejumlah warga juga menduga bahwa Sry dan Reza di Back-Up salah seorang sosok bandit Bal (Loak) berinisial BUTONKK.

“Paling si Butonkk yang back-up, oknum di belakangnya itu keras banget, bisa dikatakan orang kaya besar grup ball loak. Jadi, saya yakin siapa pun tidak ada yang mampu menggoyang aksi Sry dan Reza di wilayah pantai Sujono ini, percayalah bang,” ujar sejumlah warga, Senin, (3/12/2018).

Menyikapi perlakuan diduga atas bck-up oknum figur kaya raksasa di wilayah Batu Bara, salah seorang Tim Relawan Jokowi, Lamhot Situmorang, Selasa, (4/12/2018) mengaku akan menerjunkan Timsus (Tim Khusus) guna mengakuratkan penjelasan warga.

Menurutnya, jika hal itu benar adanya, dirinya berkilah akan menggulung habis reaksi bandit-bandit recehan yang berkecamuk di wilayah Kabupaten Batu Bara. “Mau Freeman, bandit Lakkiap sama kita gak perlu itu, yang kita hargai adalah BENAR. Kalau memang kaya raksasa, kenapa dibiarkan anggotanya main calo dan jebak itu. Bilang sama dia, Situmorang siap berhadapan dengan bos besarnya itu.

Sekali lagi saya katakan, saya Lamhot Situmorang Pande, tidak takut sama siapapun di Republik ini, terutama orang-orang yang cendrung menghalalkan putar balik fakta, apalagi orang-orang yang mengandalkan POWER uang. Bagi saya, itu sampah busuk, kalau tidak memberikan manfaat buat rakyat. Tapi dibalik itu, saya sangat yakin bahwa Bang Butonkk tidak seperti yang dipridiksi warga. Calo pantai, gak level bang Butonkk itu.

Justru itu, saya minta kepada Kapolres Batu Bara, agar memperhatikan hal-hal yang berpotensi meresahkan warga khususnya dalam pelayanan pengunjung di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Pantai Sujono, Batu Bara, Sumut. Apalagi di Daerah Wisata, jangan coba-coba memainkan aksi yang berkeinginan meraup keuntungan besar sacara pribadi. (Tim Sus Mitra Komando/ AS-Korwil KCBI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *